Di dunia jaman sekarang hampir rata dari kaum hawa pasti sudah tidak asing dengan hal-hal yang berbau kecantikan. Dimulai dari make up hingga skincare, semua sudah semacam makanan sehari-hari bagi kaum kita ini. Bukan cuma perempuan saja sih—sebenarnya, banyak kaum adam juga sudah mengerti bahkan juga memakai hal yang sama untuk keperluan jasmani masing-masing.
Bukan hanya untuk kecantikan fisik yang memanjakan mata sahaja,
melainkan untuk kepuasan diri sendirilah biasanya make up atau skincare banyak
diburu para penggunanya.
Salah satu darinya ialah sunscreen.
Siapa sih yang tidak tahu apa itu sunscreen? Salah satu dari
berbagai jenis rangkaian skincare ini berfungsi sebagai
pelindung kulit dari sinar matahari yang kini sudah menjadi bagian penting
kehidupan sehari-hari.
Apakah kamu salah satu pengguna sunscreen? Atau malah tidak?
Waduh, sebaiknya jangan sampai kamu lewatkan ya salah satu dari tahapan
perawatan wajah ini kalau tidak mau bikin wajah kamu cepat muncul flek-flek
hitam atau kerusakan lainnya yang tentunya disebabkan dari cahaya matahari, ya.
Walaupun kamu sedang tidak beraktivitas di luar rumah sekali pun, sunscreen merupakan
item penting yang tentunya serta wajib untuk tidak kamu tinggalkan.
Karena kandungan sinar dari cahaya matahari yang punya dampak buruk
untuk kesehatan kulit kamu itu tetap saja bisa merangsek masuk ke dalam rumah
loh! Entah itu dari jendela atau pintu rumah yang terbuka, atau dari
celah-celah ventilasi udara yang mungkin saja tidak kamu sadari.
Jadi, seyakin apapun kamu dengan kondisi rumah kamu yang tertutup tetap
saja ada baiknya untuk tidak meninggalkan sunscreen, ya. Karena
percuma juga kalau kamu sudah pakai rangkaian skincare yang
berlapis-lapis kalau tidak dilapisi pelindung seperti sunscreen.
Ngomong-ngomong tentang sunscreen... kira-kira sejak
kapan sebetulnya sunscreen mulai dipakai?
Generasi masa lampau menggunakan bahan-bahan alami untuk melindungi
kulit dari kerusakan akibat paparan sinar matahari. Bangsa Mesir kuno memakai
minyak bunga melati (jasmine oil) dan minyak kulit beras (rice bran
oil).
Minyak kulit beras dipercaya bisa menyerap sinar ultraviolet
sementara jasmine oil mampu memperbaiki kulit yang rusak.
Sunscreen pertama kali ditemukan dan dibuat oleh seorang mahasiswa jurusan
Kimia di Swiss yang kulitnya rusak parah akibat terbakar matahari saat mendaki
Gunung Piz di perbatasan Swiss-Austria.
Nama sunscreen buatannya adalah Piz Buin Glacier Cream yang
diperkenalkan tahun 1946 dengan kandungan SPF 2.
Kemudian, orang lainnya yang punya andil saat menciptakan sunscreen adalah Benjamin
Green penerbang dari Miami yang kulitnya rusak ketika menjalani misi
pada Perang Dunia II. Green kemudian menciptakan formula pelindung kulit
berbentuk pasta yang terbuat dari minyak kelapa (coconut oil) dan lemak
kakao (cocoa butter). Belakangan, produk ini dinamakan Coppertone.
Cahaya matahari mengandung sinar UVB dan UVA. Sinar UVB merupakan sinar
yang bisa langsung menyebabkan kulit terbakar, sementara UVA dapat menyebabkan
kerusakan dalam jangka panjang.
Tahun 1968, sunscreen dengan kandungan Avobenzone
diproduksi, tetapi formula ini hanya mampu memblok sinar UVA, bukan UVB.
sehingga tetap menimbulkan masalah pada orang-arang yang sehari-harinya
terpapar sinar matahari.
Studi yang dilakukan di Australia pada era 1990-an menemukan bahwa
mereka yang memakai sunscreen terbaru tetap mengalami sunburn,
bahkan melanoma, lebih banyak dibandingkan mereka yang tidak memakai sunscreen Ini
karena formula pada sunscreen terlalu lemah untuk mencegah
sinar UVA.
Generasi sunscreen berikutnya yang diperkenalkan mampu
menahan UVA, memiliki kandungan Zinc Oxide dan Titanium
Dioxide.
Saat ini formula sunscreen telah berkembang dan terdapat banyak variasi
pilihan. Dari yang chemical, physical, sampai hybrid.
Nah, jadi begitulah kira-kira gambaran singkat dari awal mula
terciptanya serta awal mula dari pemakaian sunscreen yang kita
kenal ini. Lantas bagaimana, sudahkah ini cukup menjawab rasa penasaranmu
terhadap dunia sunscreen?
Jenis apalagi nih yang masih bikin kamu penasaran?
Penulis : Hanisa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Yuk kita beropini mengenai isi post-nya~